Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Kebudayaan, bidang pelestarian sejarah, tradisi dan cagar budaya melakukan pendataan makam kuno yang berada di wilayah pulau Barrang Lampo. Pulau Barrang Lompo merupakan pulau yang sangat indah yang berada di Sulawesi Selatan, daerah Makassar, Kecamatan Kepulauan Sangkarang.
Tak hanya menawarkan beberapa pesona wisata alam yang menarik dan juga unik, Pulau ini juga memiliki banyak warisan budaya dan sejarah. Warisan tersebut berupa makam-makam Islam yang bertarikh mulai abad 17 Masehi sehingga dapat dikatagorikan sebagai makam kuno. Peninggalan makam kuno dengan ragam tipe dapat dilihat di pulau ini, dengan lokasi berada di bagian timur, sekitar areal masjid Nurul Yaqien.
Refleksi keragaman pada makam-makam kuno di pulau ini menggambarkan entitas masyarakat muslim dengan latar ke-daerahan yang berbeda. Gambaran keragaman tersebut terlihat dari ragam hias, inskripsi pada makam dan profil tokoh yang dimakamkan. Seperti makam khas mandar, yang berupa sruktur yang terbentuk dari susunan papan batu.
Memiliki sepasang nisan dengan tipe Hulu badik di sisi utara dan tipe Mahkota di sisi selatan, dengan hiasan motif suluran daun dan geometri. Adapula makam-makam warga muslim Tionghoa. Unsur identitas muslim Tionghoa terlihat pada penggunaan Inskripsi dengan meggunakan aksara Hanzi (aksara Tiongkok) bersama dengan penggunaan aksara Arab dan aksara lontara.
Selain itu ada Makam keturunan Arab salah satunya adalah dikenal oleh warga sebagai makam Sayyid Ba Alwi, sebagai ulama penyiar Islam pada masa awalul Islam di Kerajaan Tallo dan Kerajaan Gowa. Makam berada dalam cungkup menyerupai rumah panggung MakassarBugis. Bagian dasar makam telah diberi tembok dengan dan keramik menyatu dengan jirat makam. Nisannya berupa batu karang dengan bentuk bundar.
Selain makam tersebut terdapat pula Makam komunitas Melayu Berada dalam satu areal yang dikelilngi Tembok Pembatas. Di dalam areal tersebut terdapat beberapa makam. Salah satu makam yang dikenal adalah Datu Pabean atau Ince Ali Asdullah. Merupakan tokoh Melayu-Makassar pada abad 18.
Lurah Barrang Lompo, Kurniati menyambut positif pendataan warisan sejarah di wilayah setempat yang tengah didata pemkot Makassar.
"saya sangat senang, hadirnya Tim Pendata Cagar Budaya Disbud kota makassar, bersama Penggiat Budaya Kemdikbud dan alumni Arkeologi unhas, melakukan Pendataan, Kajian makam-makam kuno yang berada di pulau barranglompo. Saya berharap makam-makam yang berada di pulau ini, bisa di terjaga, dan selain itu saya berharap, orang-orang bisa datang kepulau ini, karena di pulau ini, ada perkuburan bersejarah yang bisa menjadi daya tarik untuk datang di pulau ini,” kata Kurniati, kamis, 21 September 2023.
Sementara Kepala Bidang Pelestarian Sejarah, Tradisi dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Haryanti Ramli menyatakan upaya pendataan tersebut menjadi bagian dalam pelestarian yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan potensi daerah di masa depan.
“Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari. Kami akan melakukan Pendataan Makam-makam Kuno yang berada di Wilayah Administratif Kelurahan Barrang Lombo merupakan salah satu upaya Pelestarian dan Perlindungan terhadap Objek Cagar Budaya maupun Objek Diduga Cagar Budaya,” ungka[ Haryanti Ramli, yang diterima TvriNews, Kamis, 21 September 2023.
Selain banyak makam kuno di pulau ini terdapat Kitab Suci Al-Quran yang ditulis tangan dimana menurut Tokoh Masyarakat sekaligus Pengurus Masjid Nurul Yaqin, Al-Quran ini merupakan milik Sayyid Ba Alwi yang merupakan Ulama penyiar Agama Islam pada masa Kerajaan Gowa Tallo.
Warga setempat berharap kedepannya situs atau kompleks Makam-makam ini ditetapkan sebagai Kawasan Makam Kuno Pulau Barrang Lompo agar dapat dimanfaatkan sebagai sarana wisata religi ataupun sarana wisata budaya serta menjadi Lokasi Penelitian bagi Pelajar dan Mahasiswa