Wednesday, Dec 18, 2019

SUMUR TUA BELANDA

Pulau Lae-Lae sudah ada sejak abad ke 18. menurut hasil kajian wawancara sejak tahun 1963 hanya ada tiga penghuni pribumi datang di pulau Lae lae. Penghuni tersebut bernama Daeng Ngempo, Daeng Puji dan ada satu seorang nelayan tak tahu namanya, Daeng Puji adalah perempuan berbadan subur yang mengaku lahir tahun 1963 di Pulau Lae Lae, tetapi tak terlalu yakin ini bercerita kalau pulau Lae-Lae sudah dihuni oleh orang Belanda sejak abad ke 18. Kakek-nenek Daeng Puji termasuk penghuni pribumi yang pertama menetap dipulau itu,. Daeng Puji lahir besar pulau Lae Lae. Kalau menghitung dari kelahirannya yang konon lahir di tahun 1963, maka penjelasan kalau kakek-neneknya datang di tahun 1940an.

Bukti lainnya adalah sumur tua yang jadi sumber air utama penduduk pulau Lae Lae. Dari penuturan Daeng Puji yang mendapatkan cerita dari kakeknya, sumur itu dibangun oleh orang Belanda. Setidaknya itu membuktikan cerita kalau pulau Lae-Lae sudah dihuni sejak masa Hindia Belanda. Bukti lainnya, di pulau itu ada Sumur Tua peninggalan belanda di masa VOC.

Sumur Tua atau sering disebut Sumur Jodoh oleh masyarakat sekitar pulau lae lae adalah sumur tua yang dibangun oleh Belanda sejak abad ke 18 pada masa penjajahan Hindia Belanda. Masyarakat menyebut Sumur Jodoh sebagai sebuah sumur, namun tempat itu sebenarnya adalah tempat penampungan air buatan yang mengarah ke pesisir laut. Sumur Jodoh dibangun saat masa penjajahan Belanda pada abad ke 18 sebagai sumber air mereka. Ketika Indonesia dalam masa penjajahan Jepang, Sumur Jodoh digunakan oleh orang Jepang yang lokasinya di Pulau Lae Lae sebagai sumber air mereka. Masyarakat sekitar dipaksa mengangkut air dari Sumur Jodoh ke titik lokasi (Bunker Jepang) yang ada di Pulau Lae Lae. Setelah Jepang pergi meninggalkan Indonesia, Sumur Jodoh digunakan oleh para penduduk untuk tempat mandi, mencuci, masak. Alasan mengapa mereka menyebutnya Sumur Jodoh adalah karena para pemuda bisa dengan mudah melihat dan bertemu dengan gadis gadis di tempat tersebut. Di masa lalu, keturunan raja dan bangsawan juga menggunakan Sumur Jodoh sebagai tempat melakukan ritual mandi di bulan Safar yaitu Mandi Safar.

 

Pulau Lae-lae termasuk dalam wilayah administrasi Kelurahan Lae-Lae, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Pulau Lae-Lae berada di perairan Selat Makassar pada posisi 199°23‟33,1‟‟ BT dan 05°08‟16,0” LS.Pulau seluas 6,5 hektare , area ini dihuni oleh penduduk sebanyak 400 kepala keluarga, dengan mata pencaharian penduduknya, sebagian besar adalah nelayan.

Pulau Lae Lae merupakan sebuah pulau kecil yang termasuk dalam gugusan spermonde. Pulau Lae-Lae berjarak 1,25 km dari dermaga Kayu Bangkoa Makassar dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 15 menit dari dermaga tersebut. Saat ini pulau Lae-Lae merupakan salah satu destinasi wisata Kota Makassar khususnya wisata pantai.

Galeri

...
  • Nama Lain SUMUR TUA BELANDA PULAU LAE LAE
  • Kategori Struktur
  • Letak KEPULAUAN LAE-LAE
  • Kelurahan Lae lae
  • Kecamatan UJUNG PANDANG

Bagikan:

(c) 2022 Dinas Kebudayaan Kota Makassar