Wednesday, Dec 18, 2019
LA TENRIPALE, TO AKKEPPEANG, ARUNG TIMURUNG, adalah Mangkau Bone XII. yang memerintah 1616-1631, Ayahnya adalah La Inca MatinroE ri Addenenna, Mangkau Bone VIII, dan ibunya adalah We Tenri Pakiu Arung Timurung MaccimpoE.
La Tenripale To Akkeppeang menjadi Arumpone. Ketika akan diangkat menjadi Mangkau’ di Bone, La Tenripale dengan orang Bone berjanji bahwa ;
- La Tenri Pale : "Siapa yang mengingkari janji, dialah yang menanggung risiko buruknya"
- Orang Bone : "Siapa yang berbuat kebaikan, dialah yang menerima imbalan kebaikan itu" Setelah saling mengiyakan kesepakatan itu, maka diangkatlah La Tenri Pale To Akkeppeang Arung Timurung menjadi Mangkau’ di Bone
Inilah Mangkau’ di Bone yang membangkitkan kembali semangat orang Bone untuk menolak masuknya agama Islam di Bone. Oleh karena itu KaraengE kembali memerangi Bone, sehingga orang Bone kalah dan menyerah. Diundanglah seluruh Palili (daerah bawahan) untuk disuruh mengucapkan syahadat sebagai tanda bahwa seluruh orang Bone telah menerima agama Islam. Setelah itu KaraengE ri Gowa kembali ke kampungnya. Kerajaan Bone yang awalnya merupakan “independent state” berubah menjadi negeri vasal (palili) Kerajaan Gowa. Ini berarti suksesnya upaya ekspansi Gowa ke daerah Bone, yang dimulai sejak tahun 1562. (Kasim, 2002).
La Tenripale To Akkeppeang Arung Timurung Sultan Abdullah, kawin dengan :
Adapun saudara La Tenripale To Akkeppeang, adalah : We Tenri Jello MakkalaruE, kawin dengan La Pancai To Patakka Lampe Pabbekkeng Arung Sumaling (anak La Mallalengeng To Alaungeng Arung Sumaling dan We Tenri Parola), Lahirlah :
Dalam masa pemerintahan La Tenripale To Akkappeang, penaklukan Gowa atas Bone tidak terlalu membawa penderitaan bagi rakyat Bone, karena hubungannya dengan Sultan Alauddin terjalin dengan baik. Namun pada hakekatnya penaklukan Gowa atas Bone tersebut dalam arti politik, ekonomi dan sosial budaya adalah suatu penjajahan yang menghancurkan martabat, kemerdekaan dan kedaulatan rakyat dan Kerajaan Bone, bahkan rakyat Bone memandangnya sebagai perbudakan. (Kasim, 2002 dan Makkulau, 2009).
Satu tahun setelah orang Bone menerima Islam, pergilah Arumpone ke Tallo (Mangkasar) menemui Datuk’ ri Bandang. Diberilah nama Arab yaitu Sultan Abdullah. Itulah nama Arumpone yang dibaca pada khutbah Jumat. Ketika menjadi Mangkau’ di Bone, La Tenri Pale dikenal sangat ramah dan merakyat. Dia sangat memperhatikan masalah pertanian.
Selama menjadi Arumpone, La Tenri Pale selalu bolak balik ke Gowa untuk menemui KaraengE ri Gowa. La Tenripale meninggal di Tallo pada tahun 1631, sehingga diberi gelar anumerta MatinroE ri Tallo. La Tenripale To Akkeppeang Arung Timurung Sultan Abdullah, digantikan oleh keponakannya La Maddaremmeng Opunna PakokoE Arung Palakka, menjadi Mangkau Bone XIII.
Sumber :