Wednesday, Dec 18, 2019

MAKAM HAJI BAU

Bau Nyappa Karaeng Sila, di kalangan bangsawan Kerajaan Gowa dan masyarakat yang mengenal dan sering berinteraksi dengannya, mereka memanggilnya Haji Bau. Bau Nyampa Karaeng Sila atau Haji Bau adalah anak dari Raja Gowa XXXII, I Kumala Daeng Parani Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Qadir Aidid Tuminanga Ri Kakuasanna, yang memerintah Kerajaan Gowa tahun 1826-1893.

Ibunya bernama Daeng Mene. Haji Bau mempunyai saudara lain ibu, yaitu I Malingkaang Daeng Nyonri Karaeng Katangka, yang kelak menjadi Raja Gowa XXXIII, yang bergelar Sultan Idris, Tumenanga Ri Kalabbiranna. Dinobatkannya I Malingkaang Daeng Manyonri Karaeng Katangka sebagai Raja Gowa XXXIII karena ibunya yang bernama I Senong Karaeng Lakiung lebih tinggi status derajatnya dibanding dengan Daeng Mene, ibunya Haji Bau. Selama masa hidupnya, Haji Bau memiliki dua kemenakan, yaitu I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang Sultan Huzain, Tumenanga Ri Bunduna, Raja Gowa XXXIV (anak dari I Malingkaang Daeng Manyonri Karaeng Katangka), dan I Mangngimangi Daeng Matutu Karaeng Bontonompo Sultan Muhammad Tahir Muhimuddin, Tumenanga Ri Sungguminasa, Raja Gowa XXXV.

Haji Bau adalah anak tunggal dari ibunya Daeng Mene. Haji Bau menikah dengan seorang putri yang tidak diketahui namanya dan mempunyai anak semata wayang yang bernama Andi Najamuddin Karaeng Tuju. Selanjutnya Andi Najamuddin Kareng Tuju mempunyai anak tiga orang, salah satunya adalah Andi Muhammad Karaeng Tata, seorang pejuang dari Parang Tambung. Haji Bau lahir sekitar tahun 1875 dan dikalangan masyarakat waktu itu dikenal sebagai orang yang kebal terhadap senjata tajam. Namun disisi lain, Haji Bau juga mempunyai kebiasaan lain yang selalu menikahi perempuan lebih meskipun sudah mempunyai isteri.

Dimata pemerintah Belanda yang berkuasa padaa saat itu, Haji Bau aalah pemimpin sebuah kelompok yang sering menentang dan anti kepada Belanda dan penduduk atau pejabat yang pro kepada Belanda, bahkan kerapkali mengnggangu kepentingan pemerintah Belanda di Makassar, Gowa dan sektarnya. Menurut laporan wakil pemerintah Belanda H.J. Friedericy (Cotrouler Belanda di Sungguminasa, 1925-1928), Haji Bau mempunyai catatan kriminal sebanyak 70 kasus yang terjadi di Makassar.

Haji Bau juga banyak melindungi kelompok-kelompok perampok yang menyusahkan sistem pemerintahan Belanda di Sulawesi Selatan. Konon, Haji Bau mempunyai sebuah senjata sakti yaitu Badik Haji Bau, dimana Belanda sendiri tidak pernah sanggup menangkap orang-orang Haji Bau yang terlibat dalam berbagai tindakan kriminal. Apa yang dilakukan oleh Haji Bau dan kelompoknya terhadap pemerintah Belanda dan orang-orang yang pro kepada Belanda, oleh sebagian orang adalah sebuah tindakan yang positif. Alasannya, tindakan-tindakan “kriminal” yang dilakukan oleh Haji Bau lebih banyak diarahkan ke pejabat-pejabat Belanda atau orang-orang yang mempunyai hubungan dengan Belanda.

Berdasarkan catatan yang ada, bahwa di mata para bangsawan Kerajaan Gowa, Haji Bau dipandang mempunyai perilaku yang tidak lazim dari sisi tabiat dan sifat. Hal inilah yang mengantarkan Haji Bau harus menanggung perbuatannya dari kerabat sendiri. Peristiwa yang menghebohkan di Makassar ini terjadi pada tanggal 1 Oktober 1925, hari Sabtu menjelang malam, Haji Bau sedang berselisih dengan keluarga I Cincing (Tjintjing) Daeng Makkelo Karaeng Lengkese, putra dari I Mallombasang Daeng Mattawang, saudara lain ibu dengan ayahnya, I Kumala Daeng Parani Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Qadir Aidid, Raja Gowa XXXII. Pada kejadian ini, Haji Bau meninggal karena persoalan harga diri dengan kerabatnya sendiri. Makam Haji Bau atau Bau Nyampa Karaeng Sila berada di Jl. Daeng Tata III, Lorong 2 di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate, berdampingan dengan makam cucunya Andi Muhammad Karaeng Tata.

Sumber :

Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Kebudayaan Kota Makassar

 

Galeri

Peta

...
  • Nama Lain Bau Nyappa Karaeng Sila
  • Kategori Struktur
  • Letak JL.DAENG TATA
  • Kelurahan PARANG TAMBUNG
  • Kecamatan TAMALATE

Bagikan:

(c) 2022 Dinas Kebudayaan Kota Makassar