Wednesday, Dec 18, 2019

MAKAM WARGA MUSLIM TIONGHOA

  1. PENDAHULUAN

 

Masalah kependudukan dewasa ini, mendapat perhatian yang sangat serius. Dimana jumlah penduduk yang amat besar, pertumbuhan penduduk masih tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, struktur atau komopisisi penduduk yang tidak menguntungkan dan sebagainya. Kesemuanya ini merupakan tantangan bagi pihak pemerintah, swasta, ilmuan dan seluruh rakyat Indonesia untuk menanggulanginya secara rasional dan bertanggungjawab. Untuk menanggulangi masalah kependudukan, maka perlu mendapatkan atau memperoleh data dasar demografi. Data tersebut dapat diperoleh melalui sensus penduduk atau survei atau registrasi penduduk dan datadata hasil penelitian. Namun demikian, data khusus kependudukan/demografi di Pulau Barrang dari segi analisis aspek-aspek demografinya masih terbatas padahal data tersebut oleh pemerintah maupun pihakpihak lain sangat penting untuk digunakan dalam rangka pengambilan kebijakan dalam bidang pembangunan, misalnya dibidang pendidikan, penyediaan tenaga kerja, perdagangan, industri, sarana dan prasarana infrastruktur termasuk transportasi laut untuk menghubungkan pulau-pulau disekitar pulau Barrang Lompo, sehingga data-data tersebut sangat diperlukan untuk dianalisis lebih dalam. Oleh karena itu, kegiatan yang pernah dilakukan oleh mahasiswa Geografi melalui praktek lapangan mata kuliah Demografi/Kependudukan di Pulau Barrang Lompo pada tahun 1988, 1990, dan 2012. Data hasil praktek lapangan tersebut belum dianalisis secara mendalam sehingga sejalan apa yang pertanyakan Suryono bahwa data demografi baik analisis deskriptif maupun analisis terperinci masih sangat terbatas. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana aspek-aspek demografi penduduk Pulau Barrang Lompo, dan kebijakan apakah yang dapat diambil dari aspek demografi dalam bidang kependudukan.

 

  1. METODE PENELITIAN

 

Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif. Penelitian ini lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis (Pabundu Tika, 2012). Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Pulau Barrang Lompo Kecamatan Sangkarrang Kota Makassar. Pulau ini jaraknya dari pantai losari kurang lebih 8 mil. Jarak tersebut ditempuh kurang lebih 1 jam dengan menggunakan perahu motor. Pulau Barrang Lompo ini termasuk salah satu diantara lima kelurahan dalam wilayah Kecamatan Sangkarrang Kota Makassar. Pulau ini terdiri dari lima ORW (Organisasi Rukun Wilayah). Untuk memudahkan dan mengarahkan pengumpulan data, maka diambil rumah tangga sebagai unit penelitian dengan sasaran populasi adalah semua kepala rumah tangga penduduk yang menetap dan bertempat tinggal di Pulau Barrang Lompo. Jenis data dikumpulkan berupa data primer, data sekunder dan data tertier. Data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui wawancara dari hasil penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai lembaga atau institusi yang terkait dengan objek penelitian ini. Sedangkan data tertier merupakan kajian kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) Observasi yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini. Objek-objek yang diamati terdiri keadaan lingkungan, aktiviti sosial ekonomi penduduk. 2) Wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu untuk mendapat data primer kepada kepala keluarga yang telah terdaftar sebagai penduduk pulau Barrang Lompo, sedangkan wawancara bebas dan mendalam adalah pertanyaan pengembangan kepada tokoh masyarakat dan pemerintah. 3) Kuesioner adalah suatu alat untuk mengumpulkan data dan informasi yang kerap kali digunakan dalam penelitian. Informasi yang dikumpul di antaranya aspek demografi responden misalnya umur, jenis kelamin, agama, status perkawinan, etnik, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan tempat lahir. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau sesuatu gejala dalam lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif karna penelitian bermaksud memperoleh gambaran tentang aspek-aspek Demografi di Pulau Barrang Lompo, dan menggunakan tabel presentase, tabel silang, dan gambar yang datanya diolah dengan menggunakan bantuan Mikrosof Excel dan MapInfo 8. Hasil daripada proses Mikrosof Excel dan MapInfo dianalisis dengan menggunakan kaedah analisis data kuantitatif atau disebut juga analisis statistik. Pada statistik jenis ini dengan penyajian data dalam bentuk gambaran angka-angka untuk digunakan menganalisis umur, jenis kelamin, status perkawinan, etnik, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan tempat lahir. 

  1. S e j a r a h

 

Sejarah pulau ini merupakan pulau yang memiliki kelebihan tersendiri., menurutnya pulau barang Lompo berbentuk seperti bulat telur namun pada peta pulau ini berbentuk telapak kaki. Lebih lengkap dijelaskan bahwa pulau ini terdapat 7 makam wali yang dipercaya keramat oleh masyarakat, makam yang diutamakan yaitu makam syekh Min Alimin Min Salihinmerupakan tokoh penebar islam di pulau ini dan merupakan saudara dariSyekh Ahmad yang berada di Benteng Somba Opu, dan jika ada masyarakat dari daerah mana pun yang akan bersiarah maka makam tersebut merupakan tujuan utama yang harus dikunjungi sebelum bersiarah ke makam-makam yang lainnya

 

  1. D e s k r i p s i

 

Provinsi Sulawesi Selatan secara geografi wilayahnya mencakup wilayah pesisir dan pulau, dataran tinggi dan dataran rendah. Luas Wilayah Sulawesi Selatan 46.717,48 km2 dengan Kepadatan Penduduk 175,84 Jiwa/km2 yang tersebar di 24 Kabupaten/Kota yaitu 21 Kabupaten dan 3 Kotamadya, 304 Kecamatan, dan 2.953 Desa/Kelurahan. Letaknya yang berada pada daerah persimpangan jalur transportasi internasional, provinsi ini memiliki 295 pulau dan 190 diantaranya telah memiliki nama. Pulau Barrang Lompo merupakan salah satu pulau yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan dan termasuk dalam wilayah Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, Makassar, Sulawesi Selatan. Secara geografis, pulau ini berada pada posisi 119˚19’48” Bujur Timur dan 05˚02’48” Lintang Selatan. Jarak dari kota Makassar sejauh ± 11 km dan berbatasan dengan beberapa pulau lain seperti di sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Badi, sebelah Timur berbatasan dengan kota Makassar, sebelah Selatan berbatasan dengan Pulau Barrang Caddi dan sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Bone Tambung

 

Selain potensi kemaritiman, pulau Barrang Lompo kaya dengan potensi warisan budayanya yang memiliki nilai sejarah budaya dan juga ilmu pengetahuan. Warisan budaya tersebut berupa makam-makam Islam yang bertarikh mulai abad 17 Masehi sehingga dapat dikatagorikan sebagai makam kuno. Tinggalan Makam kuno dengan ragam tipe dapat kita jumpai di pulau ini. Pada waktu-waktu tertentu banyak peziarah dari luar pulau yang datang, tutur warga setempat. Mereka datang dari berbagai daerah, yang paling dekat dari Makassar, Gowa dan Maros. Selain itu ada juga peziarah makam yang datang dari Polewali (Mandar), Jakarta, Sumatera dan Malaysia. Macam-macamlah, ada orang Bugis, keturunan Melayu (Ince), juga orangorang Makassar yang kembali dari peratauan, lanjut warga warga menuturkan. Bila anda bertandang dan ingin menjajaki tinggalan makam-makam kuno tersebut. Lokasinya berada di bagian timur, sekitar areal masjid Nurul Yaqien (Oleh warga diyakini sebagai masjid pertama) dan areal pemukiman warga. Refleksi keragaman pada makammakam kuno di pulau ini menggambarkan entitas masyarakat muslim dengan latar ke-daerahan yang berbeda. Gambaran keragaman tersebut terlihat dari ragam hias, inskripsi pada makam dan profil tokoh yang dimakamkan. Gambaran keragaman dari makam-makam dari adanya tipe sebagai berikut: Makam khas Mandar Makam khas Mandar di pulau Barrang Lompo berupa sruktur yang terbentuk dari susunan papan batu. Memiliki sepasang nisan dengan tipe Hulu badik di sisi utara dan tipe Mahkota di sisi selatan, dengan hiasan motif suluran daun dan geometri. Secara khusus tipe nisan cukup banyak tersebar pada kompleks makam kuno di Majene (Mandar) Sulawesi Barat. Oleh karena itu dalam tipologi nisan di Sulawesi Selatan nisan hulu badik dan Mahkota dikelompokkan sebagai tipe Mandar (Rosmawati, 2013.) Nisan jenis Hulu badik kemungkinan mendapat pengaruh dari Minangkabau (Ambary, 1991:18), kemudian berkembang di kawasan Mandar. Bertalian dengan hal tersebut dalam tradisi tutur masyarakat setempat meyakini agama Islam di kawasan ini pertama kali dibawa oleh orang-orang Melayu (Minangkabau). Sedangkan Nisan mahkota adalah simbolisasi nisan berasal budaya Mandar sendiri sebagimana mahkota adalah simbol kebesaran bangsawan etnik Mandar pada masa pra Islam. Selain di daerah Mandar kedua tipe nisan ini juga ditemukan pada beberapa kompleks makam-makam raja yang di Sulawesi Selatan diantaranya komplesk makam Jerra Lompoe (Soppeng), kompleks makam Latenriruwa (Bantaeng), dan Kompleks Makam Dea Daeng Lita (Bulukumba). Keberadaaan tipe makam seperti ini di Pulau Barrang Lompo bisa jadi merefleksikan terjalinnya hubungan pernikahan antara orang-orang Mandar dengan orang Makassar dan Bugis, selain dijadikannya nisan sejak masa lalu sebagai komoditi perniagaan.

 

 

 

Galeri

Peta

...
  • Nama Lain
  • Kategori Situs
  • Letak
  • Kelurahan Barrang Lompo
  • Kecamatan Kepulauan Sangkarrang

Bagikan:

(c) 2022 Dinas Kebudayaan Kota Makassar