Wednesday, Dec 18, 2019
Rumah Tinggal Datu Museng, atau lebih dikenal sebagai Rumah Makan Lae-lae, adalah sebuah penanda penting dalam warisan budaya di Maloku, Makassar. Terletak di Jl. Datu Museng No. 8 - 10, rumah ini tidak hanya merupakan sebuah bangunan, tetapi juga sebuah cerminan dari sejarah dan kekayaan budaya yang telah melintasi waktu.
Dibangun dengan menggunakan bahan utama berupa beton, Rumah Tinggal Datu Museng memancarkan pesona klasiknya dengan warna krem yang lembut. Meskipun telah berusia, kondisinya masih terawat dengan baik, walaupun mengalami beberapa perubahan dari masa ke masa. Bangunan ini terbagi menjadi dua bagian utama yaitu unit utama yang berlantai dua mencakup ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dan ruang makan; serta unit pelayanan yang meliputi dapur, garasi, dan gudang yang terhubung dengan selasar beratap di bagian teras.
Sejarah Rumah Tinggal Datu Museng pun tak kalah menariknya. Dibangun pada tahun 1953 untuk tempat tinggal partikeur (pengusaha) China oleh Ny. Nio Heang Yung, rumah ini telah menyaksikan berbagai peristiwa dan cerita selama puluhan tahun. Dengan arsitektur yang elegan dan keberadaan yang tetap relevan hingga saat ini, Rumah Tinggal Datu Museng menjadi titik penting dalam menceritakan kisah perkembangan kota Makassar dan peran masyarakat Tionghoa dalam pembangunan kota tersebut.
Dengan merawat dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan terjaga untuk dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.