Wednesday, Dec 18, 2019
Rumah Tinggal Daeng Tompo No. 27, yang terletak di Jl. Daeng Tompo No. 27, di Maloku, Ujung Pandang, Makassar, menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah yang telah melintasi masa dan generasi. Bangunan ini, meskipun saat ini mengalami sedikit kurang perawatan, masih memancarkan pesona dan keanggunan arsitektur klasiknya. Dibangun dengan menggunakan bahan utama berupa beton, dan dicat dengan warna putih yang klasik, rumah ini menawarkan pengalaman yang unik dalam memahami sejarah dan budaya kota Makassar.
Denah dasar rumah ini berbentuk segi empat, dengan penataan ruang yang cukup sederhana namun efisien. Ruang tidur terletak di sebelah kanan, sementara ruang tamu berada di bagian depan, di sebelah kiri terdapat ruang keluarga dan ruang makan. Meskipun telah mengalami beberapa perubahan, seperti perubahan atap, jendela, dan pintu, namun rumah ini tetap mempertahankan keasliannya sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga.
Latar sejarah Rumah Tinggal Daeng Tompo No. 27 mengungkapkan jejak-jejak masa lalu yang menarik. Awalnya, rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal bagi pejabat Belanda, sebelum kemudian dikuasai oleh keturunan Tionghoa pada tahun 2000, dengan pemilik terakhir bernama H. Bachtiar. Dibangun sekitar tahun 1938, rumah ini telah menyaksikan berbagai peristiwa bersejarah dan transformasi kota Makassar. Perbaikan terakhir dilakukan pada tahun 1994, menandai upaya untuk mempertahankan keberadaan dan keindahan rumah ini sebagai bagian penting dari warisan budaya Makassar.
Sebagai bagian dari cagar budaya, rumah ini mengajak kita untuk merenungkan perjalanan panjang kota Makassar dan mengapresiasi keindahan arsitektur serta keberagaman budaya yang dimiliki oleh masyarakatnya.