Wednesday, Dec 18, 2019
Tersembunyi di balik kehidupan sehari-hari yang sibuk di Jl. Sungai Tangka No. D19, Sawerigading, Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan, Rumah Jabatan Perwira Militer (Asisten Personel Kasdam VII Wirabuana) memancarkan pesona dan pesan dari masa lalu yang kaya akan sejarahnya. Bangunan ini, dengan arsitektur dasar yang persegi, telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting yang melintasi waktu.
Dua bagian utama yang menjadi ciri khas rumah ini mencerminkan fungsinya yang luas. Unit utama, dengan kehangatan ruang tamu, kenyamanan ruang keluarga, dan kemewahan ruang makan, menjadi pusat kehidupan keluarga. Sementara itu, unit pelayanan, yang menyediakan ruang bagi kamar tidur pembantu, dapur yang sibuk, dan garasi untuk kendaraan dinas, memberikan dukungan penting bagi kegiatan sehari-hari. Dengan jendela yang luas dan ventilasi yang baik, udara segar dan cahaya matahari memenuhi setiap sudut bangunan, menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi para penghuninya.
Tetapi kecantikan fisik bangunan ini hanya sebagian kecil dari kisahnya yang sesungguhnya. Sejarahnya membawa kita kembali ke era kolonial Belanda pada tahun 1938, ketika rumah ini pertama kali berdiri sebagai tempat tinggal bagi perwira dan prajurit Belanda. Seiring berjalannya waktu dan perubahan politik, rumah ini beralih kepemilikan kepada TNI AU, tetapi tetap mempertahankan warisan sejarahnya yang berharga. Dengan terawatnya kondisinya hingga saat ini, rumah ini tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi para pejabat militer, tetapi juga menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang Kota Makassar dan perjuangan yang melekat dalam mempertahankan kedaulatan negara.
Dengan keunikan arsitekturnya yang terawat dengan baik dan nilai sejarahnya yang tak ternilai, Rumah Jabatan Perwira Militer di Gubernur tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya Kota Makassar, tetapi juga menjadi titik sentral dalam memori kolektif dan identitas kota yang makmur ini.