Tersembunyi di jalan yang ramai di Jl. Sungai Tangka No. 21, Sawerigading, Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan, Rumah Dinas Ka.Pangdam VII Wirabuana menawarkan lebih dari sekadar tempat tinggal. Dengan fondasi beton yang kokoh dan struktur batu bata yang terperinci, rumah ini menonjolkan keanggunan arsitektur Belanda yang khas. Dengan warna putih yang menyala, rumah ini berdiri megah di antara lingkungan sekitarnya, menandai kehadirannya sebagai bagian penting dari warisan budaya kota.

Bangunan ini terdiri dari dua unit yang terhubung dengan harmonis. Unit utama, yang terletak di bagian depan, menjadi pusat kehidupan sehari-hari. Dengan ruang tamu yang luas, tiga kamar tidur yang nyaman, kamar mandi yang elegan, ruang makan yang lapang yang menyatu dengan ruang keluarga yang hangat, dan dapur yang fungsional, unit utama ini menawarkan kenyamanan dan kemewahan bagi para penghuninya. Sementara itu, unit pelayanan memberikan dukungan tambahan dengan menyediakan kamar tidur dan kamar mandi tambahan serta gedung tambahan yang berguna untuk keperluan sehari-hari.

Dengan jendela-jendela yang teratur dan ventilasi yang baik di setiap sisi bangunan, udara segar dan cahaya matahari mengalir dengan bebas, menciptakan lingkungan yang menyenangkan di setiap sudut rumah. Atap bangunan yang beragam, dari pelana di bagian depan hingga limasan di bagian tengah dan belakang, memberikan sentuhan unik pada estetika rumah.

Namun, keunikan sejati Rumah Dinas Ka.Pangdam VII Wirabuana tidak hanya terletak pada arsitektur dan desainnya, tetapi juga dalam warisan sejarahnya yang kaya. Dibangun sekitar tahun 1932 oleh Pemerintah Kolonial Belanda, rumah ini awalnya menjadi tempat tinggal bagi para perwira dan prajurit Belanda. Namun, dengan perubahan zaman, rumah ini beralih kepemilikan kepada negara, khususnya TNI AD, dan sekarang menjadi tempat tinggal bagi Bapak Andgarafi, yang dengan bangga mewarisi kekayaan sejarah ini.

Dengan terawatnya kondisinya hingga saat ini, Rumah Dinas Ka.Pangdam VII Wirabuana tidak hanya menjadi bagian penting dari warisan budaya Makassar, tetapi juga menjadi simbol keabadian dan ketangguhan yang menandai perjalanan panjang kota ini. Sebagai tempat tinggal yang masih dihuni dan dijaga dengan penuh kasih sayang, rumah ini terus menceritakan kisah masa lalu sambil merangkul masa kini, memberikan inspirasi bagi generasi mendatang.