Wednesday, Dec 18, 2019

Kantor Walikota Makassar

Sejarah

Dibangun sekitar tahun 1939 oleh Pemerintah Kolonial Belanda yang digunakan sebagai kantor Gubernur Grost Dost ( Timur Besar ) sekarang bangunan tersebut digunakan sebagai kantor Walikota ( Balaikota ) Makassar.

Gedung kantor Gubernur yang megah ini tidak terlalu lama dinikmati oleh penguasa Belanda, akibat dari pendudukan Jepang pada tahun 1942. Dapat dicatat Gubernur Indonesia pertama berkantor disana adalah Dr. G.S.S Ratulangi (1945-1946). Pada zaman N.I.T kemudian berturut-turut: pejabat Gubernur B.W capaian 1950-1951, Sudiro (1950 tahun dibubarkannya N.I.T sampai dengan tahun 1951), Lanto Daeng Pasewang 1953-1956, Winarno (penjabat) 1953-1954, Andi Burhanuddin (penjabat) 1955-1956, Andi Pangerang Petta Rani 1956-1960. Pada tahun 1960 terjadi lagi perubahan struktur wilayah pemerintahan menjadi propinsi Sulawesi Selatan dengan Gubernurnya Letnan Kolonel Andi Rifai sampai 1964. Setelah dirubah lagi menjadi Propinsi Sulawesi Selatan Andi Rifai. Masih menjadi Gubernur sampai 1966 dan kemudian diganti Letnan Kolonel Achmad Lamo. Penggantinya berturut-turut Andi Odang dan Achmad Amiruddin yang menjabatnya dalam dua periode masa bakti 1991. Pada tahun 1993 Bangunan ini mulai dipakai sebagai Kantor Walikota Makassar semenjak Walikota Suwahyo.

 Dapat dikatakan kantor Balaikota Makassar yang kini telah berusia delapan puluh tiga tahun, hingga hari ini masih dalam keadaan utuh seperti pada saat semula. Sebelum tahun 1990-an pada halaman bagian dalam dibangun unit-unit tambahan baru sehingga konsep “English Garden” (bangunan dengan taman ditengah) hilang. Sementara Pada tahun 2011 mulai dibangun Balaikota Tower yang menempati “English Garden”. Sementara pada bagian dalam pada interior ruangan telah banyak mengalami perubahan dekoratif walau tanpa mengubah struktur asli. Pada tahun ini telah dimulai pengerjaan dekoratif pada ruang pola Balikota yang menempati  bangunan sisi timur bagian utara.

Balai Kota Makassar berada pada kawasan Kerkplein, suatu kawasan terletak disisi Timur Benteng Fort Rotterdam. Gedung didirikan pada tanah terbuka  didepan Gereja Protestan Immanuel. Kantor ini merupakan kantor Gubernur Hindia Belanda  yang berlantai dua, besar menggunakan lahan bagian Utara hampir separuh dari lapangan yang membentang dari Jln. A. Yani sampai Jln. Sultan Hasanuddin. Kompleks dibatasi di utara oleh Hoogepad (Jln. A. Yani) terdapat pintu masuk utama, di Timur Gouverneurslaan Balai Kota dan di Barat oleh Ravelinjnsweg (Jln. Slamet Riyadi). Kantor Balai Kota ini perletakannya tidak langsung terhubung dengan jalan tetapi dikelilingi oleh halaman dimana yang terluas berada di depan pada sisi Utara yang berbatasan dengan Jalan Achmad Yani. Halaman ini difungsikan sebagai tempat upacara.

Bangunan Balaikota Makassar secara umum berbentuk segi empat. Terbentuk dari  gabungan empat unit bangunan yang memanjang membujur dari barat ke timur dan melintang dari utara ke selatan. Bangunan sebelah utara memiliki selasar  di bagian luar, sedang selasar bagian dalam  menyatu dengan selasar dalam bagunan di sisi timur dan barat sehingga membentuk huruf U. Bangunan  berlantai dua terbuat dari batu bata berperekat semen dan pasir, dengan warna putih.

Arsitekturnya secara keseluruhan berciri modern dengan mengambil unsur-unsur tradisional-tropis pada atapnya yang berbentuk limasan, jendela-jendela dan ventilasi lebar memenuhi hampir seluruh permukaan dindingnya. Meskipun gaya arsitektur berbeda dengan Balai Kota yang klasik, tetapi bangunan lebih berciri modern tampilan fasad yang simestris. Sisi-sisi samping dan belakang juga simestris  dan karena luasnya bangunan  masing-masing mempunyai jalan masuk dengan hall dan tangga ke lantai atas.

Denahnya berbentuk segi empat bujur sangkar, mengelilingi halaman dalam cukup luas. Dengan bentangan masing-masing unit tidak lebih dari 14 m, bentuk tersebut sangat cocok dengan alam tropis karena cahaya matahari dan aliran angina dapat masuk dengan baik. Pada unit-unit Utara dan Timur ruang-ruang dapat dicapai melalui garis yang berada disisi, agak berbeda pada unit belakang dan sayap Barat gang terletak diantara ruang-ruang kantor. Seperti pada banyak bangunan Belanda, selasar yang berada diluar selain berfungsi penghubung ruang juga sebagai isolasi panas dan cahaya, karena sinar matahari tidak langsung masuk ke ruang.

Pada bangunan Belanda lama biasanya unit servis dimana terdapat kamar mandi, toilet, gudang dan lain-lain dibuat dalam unit yang terpisah. Bangunan berciri modern ini tidak menggunakan cara lama tersebut, melainkan semuanya dibuat menyatu dan terdapat pada masing-masing sisi. Pada sisi luar dalam dan bagian-bagian lain tidak banyak terdapat unsur-unsur dekoratif, selain bagian-bagian bangunan sendiri menjadi penghias seperti tiang, jendela, garis-garis lurus tritisan, ventilasi dan lain-lain. Gaya arsitektur menekankan fungsi seperti ini, berkembang sangat pesat di Barat pada tahun tigapuluhan

Bangunan Balai Kota Makakassar tidak hanya berkaitan sejarah perkembangan pemertintahan di Makassar dan sekitarnya, namun juga menjadi bagian dari sejarah pemerintahan Provinsi Sulawesi secara umum, sehingga memiliki nilai penting untuk dijadikan sebagai Bangunan Cagar Budaya yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Galeri

Peta

...
  • Nama Lain Gouverneur Kantoor
  • No. SK 2324/437/TAHUN2021
  • Kategori Bangunan
  • Letak

    Jl. Achmad Yani No. 2 (Utara) atau Hooge pad, Jl. Balaikota (Timur) atau Gouverneurslaan dan Jl. Slamet Riyadi (Barat) atau Ravelijns weg.

  • Kelurahan Bulogading
  • Kecamatan Ujung Pandang

Bagikan:

(c) 2022 Dinas Kebudayaan Kota Makassar