Wednesday, Dec 18, 2019
Faktor keamanan yang terkendali sejak pasca pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) IV tahun 1957 di Makassar,menjadi berkah bagi pembangunan kota ini.PON IV telah memberi kesadaran akan pentingnya BERSATU. Pada September 1959, pemerintah Republik Indonesia bersama DPR-GR menyatakan bahwa keamanan di wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara telah pulih, dengan Surat Keputusan KSAD, Mayjen TNI A.H. Nasution No. : KPTS830/9/1959 tertanggal 29 September 1959.
Suasana keamanan tersebut juga berpengaruh terhadap dinamika penghuni kota, terdapat peningkatan kebutuhan berupa sarana komunikasi surat menyurat. Sementara Kantor Pos yang lama di Jl. Balaikota sudah tidak mampu untuk pelayanan tersebut yang juga melayani divisi paket. Dinamika tersebut membutuhkan sarana kantor pos dengan fasilitas dan ukuran bangunan yang lebih besar.
Di Kota Makassar, cukup banyak ditemukan bangunan berarsitektur Jengki atau Yankee, sebutan bagi masyarakat Amerika Utara. Sebuah gaya arsitektur yang berkembang pasca era kolonial di tahun 1950 - 1960.Tersebar di beberapa sudut kota,bangunan Jengki cukup beragam, dapat berupa hunian atau rumah tinggal, bangunan perkantoran, sarana pendidikan dan ekonomi seperti rumah toko. Tinggalan-tinggalan ini telah berusia di atas 50 tahun,sehingga tidak sedikitpun yang luluh lantak termakan usia akibat kurangnya perhatian dan perawatan bangunan dari pemilik.
Salah satu yang sangat menonjol adalah bangunan Kantor Pos Besar yang berada di belakang Fort Rotterdam. Menurut data sejarah, peletakan batu pertama atau ground breaking dilakukan pada 6 September 1959 oleh Gubernur Sulawesi Andi Pangerang Pettarani. Selang dua tahun masa konstruksi,atau tepat pada 6 September 1961, bangunan diresmikan oleh Menteri Pos, Telekomunikasi dan Pariwisata,Letjen TNI G.P.H.Djatikusumo.
Bangunan Kantor Pos Besar memiliki gaya arsitektur International Styleatau Modern International yang juga dipengaruhi oleh arsitektur Kolonial dan Jengki.Penerapan International Style memiliki ciri gaya arsitektur asimetris, kubisme (cubism) atau semua sisi dalam komposisi kesatuan bentuk, elemen bangunan jendela. dinding,atap dan lain-lain menyatu dalam komposisi bangunan. Selain itu sedikit atau tanpa ornamen. Ciri tersebut merupakan ‘perlawanan’ atau berbeda dengan arsitektur klasik yang banyak mengadopsi ornamen pada bangunan-bangunan kolonial.
Dalam tampilan skala, bangunan Kantor Pos Besar memiliki ukuran sangat megah. Bangunan berlantai dua dengan arah bangunan yang berkembang secara horisontal. Ketinggian mencapai 12 meter atau setara dengan 3 (tiga) lantai, namun demi optimalisasi udara dan cahaya pada bangunan tropis, maka lantai bawah memiliki elevasi plafon setinggi 8 meter. Tinggi ini dimanfaatkan sebagai voide bangunan sehingga sugesti ruang menjadi terkesan lapang dan luas.
Bangunan Kantor Pos Besar, terdiri atas 1 (satu) unit massa yang kompak,tetapi pola ruangnya terdiri atas dua zoning ruang yang berbeda. Zoning pelayanan utama berada di lantai bawah, sementara zoning layanan administrasi berada di lantai atas. Massa yang memanjang, diakhiri oleh dua tangga di masing-masing sudut bangunan.
Fasade bangunan didominasi oleh barisan sun shading dalam bentuk pola vertikal untuk mengurangi tempias cahaya yang berlebihan, berhubung bangunan menghadap ke arah Timur.Di balik sun shadingterdapat deretan jendela kaca dan variasi rooster berbentuk segi enam untuk mengalirkan udara ke dalam bangunan sekaligus sebagai ventilasi atas.
Pintu utama atau entrance gate berada di sebelah Timur, ditutup dengan Canopy beton dalam gaya Jengki. Setelah resepsionis adalah ruang pelayanan utama, dan Lobby ruang tunggu dengan pola yang memanjang. Di balik ruang terdapat ruang Administrasi dan Keuangan yang dipisahkan oleh koridor yang memanjang pula. Di ruang ini, terlihat keindahan struktur kolom dan balok-balok plafon dari slab beton yang terekspose.Polanya membentuk grid yang estetis.
Detail roostermenjadi elemen fasade yang dominan,meskipun letaknya berada di balik sun shading bilah-bilah beton vertikal. Tak dapat dikesampingkan fungsi rooster segi enam ini karena sangat efektif untuk mengalirkan udara alami ke dalam ruangan pelayanan utama. Unsur-unsur fasade ini membentuk sebuah kesatuan disain yang bersih dan rapi, berulang hampir di semua bidang. Ciri khas Modern International.
Sebagaimana artefak-artefak bangunan peninggalan kolonial, bangunan Kantor Pos Besar memiliki detail-detail arsitektur yang indah. Pengaruh kolonial masih nampak ada,misalkan bentuk railing dan balustrade. Railing tangga berupa besi strip yang dilengkung , sambung menyambung hingga menyentuh pengakhirannya. Balustrade dari kayu profil dengan sudut yang dilengkung, menimbulkan kesan arsitektural yang estetis.