Wednesday, Dec 18, 2019
Kantor Inspeksi dan Penyidikan Pajak terletak di bagian Selatan Kerkplein, dibatasi oleh selokan yang sudah ada sejak abad sebelumnya yang menghubungkan antara laut dengan Fort Vredenburg. Bangunan menghadap ke Barat,JI.Slamet Riyadi.
Didirikan pada tahun 1940, di akhir masa penjajahan Belanda sebagai kantor untuk Pengurusan dan Pemeriksaan Pajak Tanah (Landrente). Dengan berdirinya bangunan ini dan beberapa lainnya pada masa bersamaan, diketahui bahwa pemerintah kolonial Belanda sebenarnya tidak merencanakan untuk meninggalkan Indonesia dan tidak memperkirakan datangnya Jepang yang kemudian mengambil alih kekuasaan. Keberadaan kantor ini membuktikan bahwa sektor pendapatan pemerintah Kolonial Belanda dari sektor pajak cukup berarti,menandakan pertumbuhan ekonomi yang maju.
Pada masa Makassar sebagai Ibukota Negara Indonesia Timur (NIT), kantor ini digunakan sebagai Kementerian Keuangan NIT. Kini Gedung digunakan sebagai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Makassar I.
KPPN Makassar I adalah peleburan dari dua kantor , Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Ujung Pandang I dan KPKN Ujung Pandang II. Dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 303/KMK.01/2004 tanggal 23 Juli 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara, KPKN Makassar dipecah menjadi KPKN Makassar I dan KPKN Makassar II.
Dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 214/KMK.01/2005 nomenklatur KPKN Makassar I diubah menjadi KPPN Makassar I sebagai pelaksanaan reformasi manajemen keuangan di Indonesia guna menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik dengan penajaman fungsi selaku bendahara umum negara dan pelayanan kepada satuan kerja. KPPN I Makassar termasuk salah satu dari 17 KPPN yang ditetapkan dengan surat Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor S-3394/PB/2015.
Kantor Landrente terdiri dari satu unit tunggal, berdiri di atas tanah Kerkplein (lapangan gereja sebelah Selatan), dan dikelilingi halaman. Adanya taman di sisi Selatan, mengesankan kantor ini mempunyai halaman luas, sejuk, dan terbuka. Kemegahannya dapat dirasakan dari ketinggian gedung yang terdiri atas empat lantai. Selain itu, di sebelah Selatan gedung ini terdapat aliran sungai kecil atau moat yang bernama Makassar River(Sungai Makassar), yang sudah ada sejak lama dan menghubungkan Laut-Fort Rotterdam dan Fort Vredenburg (sekarang menjadi Gedung Kantor Bank Negara Indonesia/BNI Wilayah Makassar).
Luas bangunan sebesar 798 m2, terdiri atas 3 lantai dan sebuah lantai Basement untuk pengarsipan. Bagian basement ini membuat keunikan tersendiri karena tidak sepenuhnya berada di bawah garis tanah sehingga memungkinkan adanya ventilasi dari samping. Namun basement membuktikan keandalan teknis bangunan air oleh Belanda.
Selain itu keunikan juga terlihat pada Top Floor memiliki dormer window yang memberikan pencahayaan dan penghawaan sehingga ruang di bawah atap dapat dimanfaatkan untuk ruang pertemuan.Denah berbentuk segi empat, lantai dasar identik dengan lantai dua yang merupakan ruang-ruang utama dengan sistem open lay out atau tanpa sekat ruang. Pintu masuk utama terletak di kanan bangunan sehingga mengurangi bentuk yang simetris. Jendelajendela disusun dalam irama yang monoton, tetapi keberadaan jendela di seluruh bidang menjadikan setiap ruang memperoleh cahaya yang baik.
Kolom-kolom struktur penyangga bangunan berjarak 5 meter antara satu dengan lainnya.Dibangun di atas konstruksi dinding beton pemikul (bearing wall). Masih tersisa kekokohan simbol struktur beton di area entrance utama yang kini sudah ditutup oleh adanya atap teras penerima atau portyco.Fungsi awal adalah Kantor Pajak Tanah dan kini adalah Kantor Inspeksi dan Penyidikan Pajak. Bangunan KPPN I Makassar tercatat sebagai salah satu cagar budaya dengan nomor register 379 (Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan) dengan status kepemilikan dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Renovasi mengadaptasi gaya modern pada interior bangunan menjadikan kesan ruang yang lebih fresh, namun mengurangi nilai-nilai arsitektural kolonialnya.