Wednesday, Dec 18, 2019
Menurut data sejarah, organisasi Freemason juga pernah ada di Hindia Belanda bahkan di Makassar. Organisasi bawah tanah itu telah berkembang jauh sebelum Indonesia merdeka pada 1945. Tujuan utama Freemason adalah membangun persaudaraan dan pengertian bersama akan kebebasan berpikir. Secara umum tujuan-tujuan pokok organisasi beberapa di antaranya yakni; menghapus semua agama, menghapus sistem keluarga, menjadikan manusia di seluruh dunia dalam sebuah kesatuan. Di sisi Selatan Hooge Pad (Jl. Achmad Yani) terdapat beberapa bangunan milik perkumpulan Freemason atau kaum Vrijmetselarij yang biasa diistilahkan dengan Loge atau loji bernama Arbeid Adelt, dibangun pada tahun 1920 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Meskipun dalam catatan sebuah peta bertahun 1916 bangunan Arbeid Adelt sudah ada. Kini, loji sudah tidak berjejak dan di lokasi tersebut sekarang berfungsi sebagai gedung KADIN.Selain itu, di belakang loji dibangun sebuah Frobel School atau Taman Kanak-Kanak khusus bagi anak orang Eropa pada tahun 1882 yang memulai tahun pelajaran pada 1888. Bangunan sekolah tersebut menjadi bagian dari Sekolah Nusantara, samping SMP Negeri 6 Makassar yang terpisah dari bangunan induk sekolah yang berada di depan.Juga terdapat Flat berlantai dua yang dibangun sebagai fasilitas penunjang Freemason. Adanya bangunan loji Freemason di kota Makassar tersebut membuktikan jika Kota Makassar merupakan kota besar yang sejajar dengan kota-kota besar lainnya di wilayah Nederland Hindia pada jaman itu, karena pengikut perkumpulan rahasia umumnya terdiri 149 dari kalangan aristokrat,pejabat,dan kalangan atas bangsa Eropa .Dan kalau pun ada masyarakat bumiputera yang menjadi anggota, umumnya dari kalangan aristokrat atau ningrat dan kaum terpelajar. Unsur masyarakat seperti ini hanya ada di kota yang tergolong besar dan modern.Di saat tertentu, para anggota Freemason kerap menggelar upacara pembakaran lilin dan mengenakan pakaian aneh-aneh mirip pakaian helloween. Mereka menggelar ritual menyembah simbol-simbol yang melambangkan cita-cita dan pikiran tertinggi manusia. Bahkan, beberapa aktivitasnya adalah memanggil arwah atau jin dan setan. Keberadaan perkumpulan Freemason di Makassar bermula ketika pada tanggal 24 Juni 1882 T. H. Der Kinderen,Wakil Suhu Agung (1867-1887) dan sekaligus merupakan anggota Raad van Indie (Dewan Hindia) melantik badan pengurus Loge Arbeid Adelt di Makassar.Pelantikan tersebut mengangkat Gubernur Hindia Belanda di Sulawesi, Charles Christiaan Tromp (1876-1884) selaku wakil di Makassar. Dalam perkembangannya rumah perkumpulan mereka kemudian berpindah ke lantai dasar gedung yang berada di belakang gedung pertama yang kini menjadi Losmen pada bagian atas dan tempat pengembangan bakat dan perlengkapan entertainment pada bagian bawah. Pada masa pendudukan Jepang Organisasi Fremason dilarang karena dianggap sebagai organisasi yang mendukung Belanda.Setelah Freemason dilarang pada Februari 1961, lewat Lembaran Negara nomor 18/1961, Presiden Soekarno membubarkan dan melarang keberadaan Freemason di Indonesia. Lembaran Negara ini kemudian dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 tahun 1962 yang membubarkan dan melarang Freemason dan segala yang berkaitan dengannya. Setelah pelarangan ini Loji-loji mereka disita oleh negara. Gedung ini pernah menjadi gedung pertemuan para pejabat dan kalangan tertentu dan bernama Makassar Club, sebuah perkumpulan yang bergerak dibidang hiburan. Setelah itu Makassar Club berubah menjadi Krida Marannu dan tetap digunakan sebagai tempat hiburan atau entertain, seperti untuk tempat pesta pernikahan, dansa, billiard, kontes model, makan malam dan lainlain. Pada masa H. M. Jusuf Kalla menjadi Ketua Umum KADIN Sulawesi Selatan dan Makassar Club, gedung kemudian ditempati oleh KADIN Provinsi Sulawesi Selatan sebagai kantor hingga kini. Pada tahun 2017 bangunan sudah tidak ditempati lagi oleh Kadin, lalu didirikan gedung baru tepat di sebelah Timur gedung lama. Kini kondisi bangunan bersejarah ini rusak parah. Gedung Freemason, bangunan berbentuk segiempat disinyalir salah satu rumah tinggal mewah di zamannya. Bangunan bergaya arsitektur Kolonial Modern. Sangat elegan dengan garis-garis sederhana. Bidang depan ada 2 (dua) jendela jalusi, di sisi kiri dan kanan. Bagian tengah adalah pintu utama yang dinaungi oleh Canopy sederhana.Atap memiliki bentuk prisma dengan pengakhiran beton keliling bangunan agar air hujan tidak jatuh langsung ke tanah. Freemason berkesan eksklusif,tertutup dan misterius.
Jl.Achmad Yani 23 atau Hooge Pad .