Wednesday, Dec 18, 2019

Gedung Pengadilan Negeri Kota Makassar

Berdasarkan studi kartografis, bangunan ini telah ada sebelum tahun 1915, didirikan di atas tanah lapangan tembak infantri menghadap ke Utara atau Koningsplein. Pada masanya gedung ini dapat dikatakan terbesar, termegah dan lokasinya sangat strategis. Menunjukkan perhatian besar orang-orang Belanda terhadap Bidang Hukum terutama sejak Makassar dinyatakan sebagai Gemeente pada tahun 1906, dalam rangka Politik Desentralisasi.  

Gedung Raad van Justitia dibedakan dalam 2 (dua) unit massa kegiatan. Massa (unit Utara) dahulu digunakan sebagai ruang pengadilan untuk orang-orang Eropa, Cina dan kaum Bangsawan. Sementara Landraad (unit Selatan) khusus digunakan sebagai ruang sidang orang pribumi. Terlihat adanya unsur penggolongan suku dan kategori sosial bahwa para pribumi di tempat pada lapisan terbawah.

Tidak banyak peninggalan arsitektur kolonial di Makassar yang fungsi dan bentuknya tidak berubah. Salah satunya adalah Raad van Justitia atau Pengadilan Negeri Kota Makassar.

Bangunan berbentuk segi empat terdiri dari 3 unit dan memanjang Utara-Selatan. Bagian depan (Utara) unit utama. Bagian entrance terdapat teras beratap lengkung. Ciri wajah sisi-sisinya adalah simetris, melebar, teratur dan monoton dibentuk oleh elemen-elemen bangunan (deretan jendela, pintu, ventilasi, ragam hias).

Atap berbentuk limasan dengan kemiringan tajam berbahan genteng. Pada sisi miringnya berderet dormer window. Bagian depan terdapat selasar yang menghubungkan ruang-ruang kantor dan Lobby utama di unit Utara. Kolom-kolom pada selasar tidak terlihat karena dibentuk unsur-unsur pelengkung sebagaimana pada bangunan arsitektur Romawi. Begitu pula Hall, hiasan pada kepala, kaki atau badan pilaster serta molding tidak menggunakan ornamen klasik Eropa, melainkan dari gaya tradisional seperti pada candi-candi dan bangunan lokal.

Berukuran 48,40 m X 44,90 m, memiliki gaya arsitektur Neo Klasik Eropa campuran Renaissance dan Romawi. Ciri fasad yang simetris, melebar, teratur, berulang tetapi tidak berkesan monoton, dibentuk oleh elemen-elemen bangunan berupa pintu, jendela, ventilasi dan ragam hias khas kolonial.

Bangunan ini sangat banyak mengeksplorasi detail arsitektur yang masih dapat bertahan dan dinikmati hingga kini. Dari bidang bawah hingga ujung atap, keindahan itu tak lekang oleh waktu. Pada fasade samping dan belakang, detail teritisan ditopang dengan konsul datar kayu dan dari gantungan baja. Setiap sudut pertemuan diakhiri dengan unsur minaret kecil.

Pola lengkung berulang di entrance utama, namun elemen ini adalah bagian dari bangunan tambahan saat dilakukan renovasi di tahun 1977. Memasuki area Lobby Utama akan dijumpai pilar-pilar raksasa yang pengakhirannya berupa perulangan lengkung arch. Interior lobby terutama disain plafon dan strukturnya sangat menarik, karena lengkung tersebut seolah saling jalin satu sama lain.

Detail-detail arsitektur direncanakan sebagaimana fungsi, misalkan Teralis sebagai pelapis kedua pintu dan jendela. Hingga kini hanya sedikit perubahan pada gedung ini seperti pada tiga pelengkung besar di entrance dibuat kanopi, membuktikan bahwa keindahan, fungsi maupun konstruksinya dapat bertahan dalam berbagai zaman lebih dari seabad atau 100 tahun.

Raad van Justitia berbentuk segi empat, terdiri atas unit massa bangunan yang saling menyambung. Di tengah terdapat 2 (dua) inner court berupa taman yang memiliki fungsi mengadopsi udara segar untuk dialirkan ke semua massa bangunan. Keberadaan taman tengah menjadikan bangunan lentur terhadap lingkungan. Bangunan sangat ramah lingkungan dengan keberadaan jendela besar dengan model Krepyak atau Jalusi.

Galeri

Peta

...
  • Nama Lain Raad van Justitia
  • No. SK 2324/437/2018
  • Kategori Bangunan
  • Letak Jl. Kartini No. 18/23 atau Juliana Weg (Utara), Jl. Jend. Sudirman atau Hospital Weg (Timur) dan Jl. Ammanagappa atau Justitie Laan (Selatan)
  • Kelurahan Baru
  • Kecamatan Ujung Pandang

Bagikan:

(c) 2022 Dinas Kebudayaan Kota Makassar