Wednesday, Dec 18, 2019
Gedung Martadinata yang terletak di Kompleks Lantamal VI Makassar, Jl. Yosudarso No. 308, Tamalabba, Ujung Tanah, Makassar, Sulawesi Selatan, adalah sebuah cagar budaya yang memancarkan keagungan dan keindahan arsitektur masa lalu. Bangunan ini, awalnya dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda sebelum kemudian dikuasai oleh Negara, kini menjadi bagian penting dari sejarah dan warisan budaya Kota Makassar.
Denah dasar gedung ini berbentuk persegi panjang dengan orientasi barat-timur. Bagian depan (barat) ditandai dengan adanya teras yang elegan, didukung oleh pilar-pilar persegi yang kokoh. Pada atap bagian teras tertera tulisan "anno 1933" yang memberikan informasi tentang tahun pendirian bangunan, menambah kesan sejarah yang kuat. Di dalamnya, terbagi menjadi beberapa ruang fungsional seperti ruang tamu, ruang tengah/rapat, ruang kerja, kamar tidur, kamar mandi, dan dapur. Unit pelayanan terpisah dari gedung utama, berada di bagian belakang (timur) gedung.
Atap bangunan yang berbentuk limasan dengan genteng memberikan sentuhan klasik yang memukau, menciptakan siluet yang anggun. Setiap sisi dinding gedung dilengkapi dengan jendela dan ventilasi yang berukuran lebar, memastikan sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan.
Saat ini, Gedung Martadinata difungsikan sebagai gedung sekretariat Karcab VI daerah JALASENASTRI Armada Timur, tetapi jejak sejarahnya masih sangat terasa. Dibangun pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai Rumah Jabatan petinggi Angkatan Laut Belanda, gedung ini menyimpan banyak kisah masa lalu yang kaya akan nilai sejarah. Sebagai bagian dari warisan budaya, penting untuk menjaga dan melestarikan Gedung Martadinata sebagai saksi bisu dari perjalanan panjang Kota Makassar.