Wednesday, Dec 18, 2019

Gedung Kantor TELKOM

Pada masa peralihan dari era Gubernur Jenderal James Loudon (1872–1875) ke Johan Wilhelm van Lansberge (1875–1881), Dinas Pos digabung dengan Dinas Telegraf dengan status jawatan milik Pemerintah Hindia Belanda. Nama institusinya pun menjadi Post en Telegraaf Dienst. Post en Telegraaf Dienst di Hindia Belanda berganti nama lagi menjadi Post, Telegraaf en Telefoon Dienst (PTT) pada 1906, seiring mulai krusialnya kebutuhan telekomunikasi dengan telepon di Hindia Belanda.

Sebelum gedung awal dibangun sekitar tahun 1920-an, Kantor Pos dan Telegram telah dibangun pada tahun 1890 dengan nama Post dienst voor Celebes di Hoogepad. Setelah berkembangnya usaha pada 1916, ditandai dengan telekomunikasi mulai masuk dan merambah di Makassar, maka Post dienst voor Celebes lalu berubah menjadi Post en Telegraaf Dienst Makassar. Pelayanannya juga masuk dalam daftar layanan telekomunikasi panggilan telepon sentralistik (bisa melakukan komunikasi jarak pendek antara Makassar-Batavia). Saat telekomunikasi dikembangkan tahun itu, Kode digit telepon masih 2 angka. Pengguna telepon pribadi yang ingin melakukan sambungan pasang secara pribadi di tahun 1916, jumlahnya baru sekitar 25 orang.

Pada 1922, komunikasi jarak jauh bisa dilakukan ke Belanda. PTT kemudian ditetapkan sebagai Dinas Pelayanan Pos dan Komunikasi di tahun 1927. Setelah Kantor Post en Telegraaf Dienst Makassar di Gouverneurslaan selesai dibangun, maka perusahaan lalu berpindah ke kantor yang baru. Sementara itu, bangunan di Hoogepad digunakan oleh Weeskamer (Balai Harta Peninggalan).

Setelah berkembangnya usaha, pihak Pemerintah Hindia Belanda lalu membangun Gedung baru yang berada di lokasi sekarang dibangun pada tahun 1920-an oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan gaya arsitektur modern di Kerkplein (Lapangan Gereja), walaupun yang menurut beberapa Informasi dibangun tahun 1940. Jika Informasi lain menyebutkan tahun 1940, kemungkinan yang dimaksud ialah gedung ketiga milik Post en Telegraaf Dienst Makassar yang dibangun kemudian hari dan bisa dilihat saat ini dan cukup utuh di kompleks gedung telkom Jalan Balaikota. Terdapat pula disebutkan bahwa pada tahun 1948, seorang Arsitek bernama Liem Bwan Tjie, menarsiteki sebuah gedung bernama Post-telegraaf kantoor di Makassar. Gedung yang ingin dibangun oleh Pemerintah Indonesia Timur di Makassar dengan biaya anggaran 500.000 gulden. Walaupun demikian bangunan ini apakah terlaksana atau tidak belum bisa dipastikan.

Kantor ini dahulu difungsikan khusus sebagai Kantor Pos dan Telegraf (Post en Telegraf Cantoor) yang masih terletak di Jalan Balaikota, yang dahulu bernama Gouverneurslaan. Bangunan kantor ini dibangun sebagai sarana untuk memperlancar hubungan surat menyurat dan komunikasi oleh orang-orang Eropa dan Bangsawan.

Di masa Pendudukan Jepang, PTT dikuasai oleh militer Jepang. PTT pada periode ini mengikuti pembagian struktur organisasi Pemerintah Militer Jepang, sehingga terdapat PTT Sumatera, PTT Jawa, serta PTT Indonesia Timur. Beberapa bulan setelah Indonesia merdeka, yakni sejak 27 Desember 1945, PTT diambil-alih oleh Pemerintah Indonesia. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai Hari Bakti PTT atau Hari Bakti Pos dan Telekomunikasi.

Di tahun 1954, setelah sepenuhnya digunakan oleh Pemerintah Indonesia, bangunan ini difungsikan sebagai sentral analog yang mencakup daerah Ujung Pandang (Makassar) dan sekitarnya. Pada tahun 1961, PTT menjadi Perusahaan Negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta berganti nama menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian PN Postel dipecah menjadi dua berdasarkan PP No. 30 tanggal 6 Juli 1965, yakni PN Pos dan Giro serta PN Telekomunikasi sejak 1965. Pada tahun 1970, mulai ditambah bangunan baru sebagai pelengkap prasarana dari kebutuhan telekomunikasi tersebut. Pada 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel). Sedangkan PN Pos dan Giro menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro sejak 1978. Selanjutnya, Perumtel berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Telekomunikasi Indonesia sejak 1991. Empat tahun kemudian, Perusahaan Umum Pos dan Giro berubah menjadi PT Pos Indonesia. Sekarang PN Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia.

Pada tahun 1980-an sistem telekomunikasi yang awalnya masih menggunakan sistem Analog kemudian berubah menjadi system digital dan pembangunan Menara sebagai pemancar sinyal. Kini ruangan yang dahulunya merupakan ruang yang mengatur jalur penghubung komunikasi telah berubah menjadi ruang Aula.

Kini kondisi gedung yang berada di Jalan Balaikota (dahulu Gouverneurslaan) bangunannya terawat dengan baik. Walaupun Gedung pertama kini hanya menyisahkan sisi Selatan dan hanya sekitar 25% dari keselurahan bangunan gedung pertama, terdiri dari dua lantai dan memiliki empat ruangan. Ruangannya, dua gudang pada laintai dasar dan dua ruangan bersitirahat dan bersantai pada laintai dua. Terdapat ruangan yang disebutkan sebagai Bunker dan ada juga disebutkan sebagai terowongan bawah tanah di gedung pertama ini, yang kini dijadikan sebagai Gudang penyimpanan. Sisi Utara gedung kini telah digantikan dengan bangunan masjid yang dibangun tahun 1970-an. Selain itu gedung kedua kini telah digantikan dengan gedung baru yang dibangun tahun 1970-an.

Galeri

Peta

...
  • Nama Lain Post en Telegraf
  • Kategori Bangunan
  • Letak Jl. Balaikota No. 4 atau Gouverneurslaan
  • Kelurahan Baru
  • Kecamatan Ujung Pandang

Bagikan:

(c) 2022 Dinas Kebudayaan Kota Makassar