Wednesday, Dec 18, 2019
MULO singkatan dari bahasa belanda (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) pertama munculnya MULO pada tahun 1910. Sekolah Mulo Makassar dibuka pada tahun 1920. Sekolah Mulo Makassar dibuka dalam status yang sudah mapan dengan akses tamatan dapat melanjutkan ke sekolah menengah lain yang bisa lanjut ke pendidikan tinggi. Proses panjang dunia pendidikan khususnya sekolah MULO di Hindia Belanda merupakan sebuah gambaran perlawanan kaum bumiputra terhadap sistem dualisme pendidikan Belanda. MULO merupakan sekolah pada zaman kolonial belanda yang dibangun pada tahun 1927 dengan gaya arsitektur klasik eropa dipadu dengan tradisional. Dimana bangunan ini, dibangun bersamaan dengan didirikannya rumah jabatan gubernur dan kantor pengadilan. Latar sejarahnya, bangunan ini difungsikan sebagai sekolah lanjutan 3 tahun khusus bagi anak-anak pribumi. Yang orang tuanya mengabdi pada belanda.
GEDUNG MULO menjadi warisan kolonial di Makassar, hingga kini masih tampak berdiri kokoh di antara bangunan modern di kota ini dan masih terjaga keasliannya. Karena disebutkan dalam UU situs purbakala, tidak diperbolehkan mengubah bentuk tetapi dapat menambah karena bentuk bangunan harus dipertahankan. Bagi pengagum produk dan bangunan gaya modern, tentu hanya memandang sebelah mata bahkan cenderung mengabaikan fungsi dan peranan bangunan peninggalan sejarah. Sebaliknya, bagi yang berpikir historis-kultural akan selalu tergiring ke sebuah suasana keingintahuan tentang momen penting tentang apa dibalik bangunan peninggalan sejarah. GEDUNG MULO berada dipusat perkotaan yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, dan terletak tidak jauh dari Rumah Jabatan Gubernur Jenderal Belanda atau berada di sisi Jalan Sungai Saddang dan Jalan Batu Putih.
Sejak tahun 1927 bangunan ini merupakan salah satu sekolah perintis yang ada di Makassar yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Dulu lokasi berdirinya MULO disebut jalan Hospitalweg yang sekarang berubah menjadi jalan Jenderal Sudirman Nomor 23.
Dari segi arsitektur, bangunan sekolah Mulo yang sekarang masih utuh merupakan kategori benda cagar alam budaya. Spesifikasi arsitektur yang tampak pada rancangan ruangan yang tinggi (5,39 M) dengan ventilasi dan jendela yang memenuhi dinding. Ruang belajar dengan sistem penghawaan silang (cross ventilasi) adalah rancangan yang tepat untuk sekolah. Untuk mengisolasi panas, dibuat selasar yang memanjang di depan ruangan. Unsur tradisional juga terlihat pada bentuk atap dan selasar tritisan. Bentuk atap limasan adalah unsur lokal dengan kemiringan yang tidak terlalu terjal, kemiringan yang ideal mengisolasi panas, sangat cocok dengan iklim tropis. Selasar tritisan dengan deretan kolom dan konsol sangat miring dengan yang ada pada bangunan-bangunan tradisional di Makassar. Secara garis besar, arsitektur gedung Mulo termasuk dalam gaya Eropa Klasik Langkah penyelamatan sangat dibutuhkan untuk mengawetkan bangunan tersebut. Alasan penyelamatannya sangat jelas, selain memiliki nilai arsitektur yang berspesifikasi tinggi, nilai sejarah sangat padat dikandung oleh bangunan tersebut.